Senin, 17 Desember 2007

KONSEP BIOSECURITY

IMPLEMENTASI KONSEP BIOSECURITY PADA MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN BANDENG (Chanos-chanos)
: Suatu Kajian Filsafat

Tugas Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Oleh : Rohita Sari
Mahasiswa Program Doktor Manajemen Sumber Daya Pantai Universitas Diponegoro



I. PENDAHULUAN
Berfikir adalah sesuatu yang mencirikan hakekat manusia. Berfikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan? Dengan ilmu. Ilmu merupakan salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Atas dasar filsafatis diatas, maka untuk dapat menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian, perlu didasari oleh ilmu yang mendukung judul penelitian.
Kesadaran manusia, terutama yang bergerak di bidang budidaya perairan (aquaculture) makin tinggi dalam rangka menguak “revitalisasi fasilitas pertambakan air payau, serta fenonema kegagalan usaha pembenihan akibat belum dilaksanakannya manajemen kesehatan ikan”. Selain sifat manusia yang ingin tahu dan berusaha untuk menguasai alam, maka berbagai usaha akan dilakukan dalam rangka untuk menguasai/mengembangkan teknologi baru bagi kemaslahatan umat di muka bumi.
Selain itu, usaha ini ditujukan untuk menguak secuil dari kekuasaanNya. Usaha yang mungkin dapat dilaksanakan adalah menerapkan suatu program yang bertujuan untuk menjaga kesehatan kultivan budidaya dari infeksi organisme penyebab penyakit (patogen)/ agen pembawa penyakit (virus, bakteri, jamur, parasit). Progam dan aktivitas ini disebut biosecurity.

II. PEMILIHAN MASALAH
Dengan berbekal dari kemampuan indera dan penalarannya, manusia akan mampu untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan. Ketika manusia menemukan beberapa kesulitan dalam menghadapi dunia ini, dalam rangka memecahkan kesulitan tersebut secara berakal mulai berbentuk. Manusia menciptakan masalah dan mengajukan sesuatu yang menurut pikirannya adalah pertanyaan yang dapat dijawab. Metode keilmuan pada tahap permulaann menekankan kepada pernyataan yang jelas dan tepat dari sebuah masalh (Suriasumantri, 1980).
Sebelum menentukan masalah dalam penelitian, perlu ditentukan tema dan topik dari penelitian. Adapun tema penelitian ini adalah budidaya perairan. Sedangkan topik penelitian adalh manajemen kesehatan ikan.
Dalam aplikasinya di dunia perikanan, khususnya bidang budidaya perairan, akan terus menerus terjadi tarik ulur untuk mencari alternatif spesies untuk dikembangkan terutama di tambak sebagai pengganti udang windu di masa yang akan datang. Salah satu alternatif spesies pengganti udang, yang relatif lebih mudah penanganannya adalah ikan bandeng (chanos-chanos)/ milkfish. Ikan bandeng tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, di perairan payau, dengan nama lokal yang berbeda-beda. Ikan Bandeng (Chanos-chanos) merupakan ikan produksi tambak yang teknologi budidayanyanya di dalam tambak sudah bukan merupakan hal baru di Indonesia. Permintaan pasar akan ikan bandeng ini sangat tinggi, sehingga dapat dijadikan peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Salah satu contoh kultivan potensial untuk dikembangan adalah Ikan Bandeng (Chanos-chanos). Biasanya ikan bendeng dipelihara pada tambak air payau. (Kordi & Gufron, 1997). Menurut Bardach et al (1972). Bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang dapat hidup dengan sangat baik di kolam air payau. Ikan bandeng mengandalkan klekap sebagai pakan alami yang tumbuh di dasar tambak, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menumbuhkan serta mempertahankan keberadaan klekap di dasar tambak. Namun demikian, ikan bandeng juga berpotensi terinfeksi penyakit, jika tidak dilakukan pemantauan rutin tentang status kesehatannya, serta menjaga kondisi lingkungan budidaya di sekitar areal pertambakan. Selain itu ikan bandeng dapat memanfaatkan tambak bekas udang, dengan sedikit pemupukan tambak untuk menumbuhkan klekap.
Dalam persoalan ini, setiap manusia yang sekaligus sebagai makluk yang berpikir, akan memberikan alternatif solusi yang berbeda, berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan daya pikir dari masing-masing, dengan segala kelebihan dan kelemahan dari setiap alternatif yang diberikannya. Akan tetapi ada persamaan dalam tujuan, dimana semua alternatif yang dilakukan adalah guna menjawab tantangan alam untuk manusia dalam mengembangkan budidaya ikan bandeng yang berpotensi wilayah pantai dan air payau.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh manusia, karena rasa keingintahuannya maka mereka mencoba untuk menjawab hal tersebut yaitu dengan melakukan suatu aktivitas biosecurity untuk memproduksi nener yang berkualitas baik dan bebas patogen. Untuk menjaga dan mendukung kesehatan ikan bandeng budidaya diperlukan persyaratan lingkungan yang baik sesuai dengan habitat asli kultivan budidaya (Prayitno, 1998). Penanganan hama dan penyakit dan pengelolaan kualitas air adalah beberapa contoh kegiatan yang perlu dilakukan sebelum tahap pemanenan dalam budidaya ikan.
Terjadinya wabah penyakit dan penyebaran penyakit di perairan, disebabkan oleh interaksi yang sangat komplek antara ikan budidaya (kualitas, stadia rawan), lingkungan budidaya (internal dan eksternal), dan organisme penyebab penyakit, serta kemampuan (skill) pelaksana/ petugas lapangan (Kabata, 1985). Patogen selalu berusaha menembus pertahanan tubuh ikan, sehingga perlu proteksi dengan cara memanipulasi lingkungan budidaya baik biotik dan abiotik. Beberapa aktivitas dilakukan untuk melindungi masuknya patogen ke dalam unit budidaya, salah satunya adalah upaya pengadaan air bebas patogen (Kabata, 1985)
Penyediaan nener bandeng yang berkualitas tinggi, sepenuhnya belum dapat dihasilkan dengan baik, terutama manajemen lingkungan tempat pemeliharaannya masih belum menerapkan konsep biosecurity untuk dapat menghasilkan nener yang bebas penyakit. Maka hal ini menjadi sangat penting diperhatikan dalam pengembangan pembenihan dan pemeliharaan ikan bandeng. Kondisi lingkungan tempat budidaya dan pembenihan yang higienis dan memenuhi persyaratan untuk kesehatan ikan agar terhindar dari penyakit, adalah merupakan salah satu sasaran utama dalam kegiatan pembenihan dan pemeliharaan ikan bandeng. Tanpa kehadiran nener bandeng yang berkualitas baik dari panti benih, maka produksi ikan bandeng yang bebas penyakit masih belum terpenuhi.
Permasalahan utama yang ingin dipecahkan dengan melakukan penelitian ini, adalah rendahnya kualitas benih ikan ditinjau dari kesehatan benih ikan. Kajian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mengacu pada manajeman kesehatan ikan, baik induk dan kualitas benih yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu aktitivas dan program untuk pengamanan terhadap benih dan induk ikan dari infeksi penyakiit yang merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas benih ikan. Program tersebut adalah penerapan konsep biosecurity.

III. STUDI PENDAHULUAN
Daerah pantai utara Jawa, termasuk perairan pantai di Semarang, merupakan daerah yang cukup potensial untuk kegitan budidaya ikan bandeng. Ikan Bandeng merupakan jenis kultivan yang dibudidayakan pada tambak atau kolam air payau, sehingga letak tambak yang dekat pantai merupakan lahan yang cocok untuk kegiatan budidaya ikan bandeng (Bardach et al, 1972).
Kondisi lingkungan budidaya perikanan di daerah Jawa Tengah, khususnya di usaha pembenihan ikan bandeng di hatchery di Semarang yang masih belum melaksanakan suatu konsep biosecurity untuk menjamin kualitas nener bandeng yang dihasilkan. Menurut Prayitno (1998), untuk upaya proteksi terhadap patogen yang masuk ke tubuh ikan, perlu pengadaan air bebas patogen. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya memajemen pembenihan yang dapat menerapkan biosecurity dalam berbagai pelaksanaannya. Kualitas air yang masuk pertambakan sangat menentukan penyebaran patogen ke tambak.
Hama dan penyakit ikan merupakan masalah serius dalam usaha budidaya perikanan terutama dalam budidaya tambak tradisional. Serangan parasit pada ikan akan mengakibatkan kematian massal yang merugikan petani tambak. Kondisi lingkungan budidaya yang belum tertata dengan baik, akan mengakibatkan produksi kultivan menurun dengan melihat survival rate (SR) yang rendah. Selain itu, kondisi ini juga dapat berpengaruh terhadap penurunan status kesehatan ikan budidaya yang ada di areal pertambakan.
Intensifikasi dalam budidaya perikanan akan berdampak pada lingkungan budidaya yang semakin jauh dari kondisi habitat aslinya. Oleh sebab itu ikan yang dibudidayakan secara intensif dalam lingkungan artificial (misalnya tambak), akan sangat berpotensi terinfeksi dan terserang wabah penyakit.
Timbulnya suatu wabah penyakit bukan hanya disebabkan oleh faktor tunggal saja, melainkan merupakan hasil interaksi yang sangat kompleks antara kultivan atau ikan budidaya (stadia rawan, kualitas), lingkungan budidaya (internal dan eksternal), serta organisme penyebab penyakit (patogen), dan kemampuan (skill) pelaksana/ petugas (SDM) dalam pemantauan kesehatan ikan (Kabata, 1985).
Kegagalan dalam budidaya juga dapat terjadi jika kondisi lingkungan yang sesuai untuk kultivan tidak dapat tercipta secara optimal. Kemampuan untuk melakukan deteksi dini terhadap gejala penyakit merpakan suatu kunci awal dari keberhasilan budidaya perikanan. Untuk mengeliminir terjadinya kegagalan dalam budidaya, maka perlu dilakukan suatu upaya untuk menjaga kondisi lingkungan.
Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah dengan manajemen pembenihan pada budidaya ikan bandeng, yang mengacu pada konsep biosecurity yang sudah dilaksanaakan di daerah lain (Jawa Timur), agar dapat dihasilkan nener yang berkualitas dan bebas penyakit, serta menekan tingkat kematian ikan dan meningkatkan survival rate pada nener dan ikan bandeng.

IV. PERUMUSAN MASALAH
Ketika manusia menemukan beberapa kesulitan dalam menghadapi masalah dan memecahkan kesulitan tersebut secara berakal, maka pemikiran akan mulai berbentuk. Manusia menciptakan masalah dan mengajukan sesuatu yang menurut pikirannya adalah pertanyaan yang dapat dijawab. Tanpa adanya masalah yang didefinisikan secara jelas, manusia tidak akan mempunyai jalan untuk mengetahui fakta apa yang harus dikumpulkan. Untuk itu perlu adanya perumusan masalah yang jelas dalam penulisan disertasi.
Untuk dapat memonitoring status kesehatan ikan budidaya (ikan bandeng), perlu dilakukan upaya mencegah dan menjaga kesehatan ikan selama budidaya, termasuk higienisasi seluruh fasilitas yang ada dalam kegiatan budidaya (kolam/ bak/ tambak budidaya, peralatan, pakan, air, dsb). Hal ini perlu dilakukan karena ikan selalu dalam keadaan stress. Stress alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmosa antara cairan tubuh ikan dan lingkungan budidaya. Perbedaan ini yang menyebabkan ikan sangat vulnerable terhadap perubahan lingkungn dan penyakit (Prayitno, 1998).
Tingkat dan status kesehatan ikan bandeng yang tidak terinfeksi penyakit akan terwujud apabila lingkungan budidaya di sekitar pertambakan terjaga kualitas dan kuantitasnya. Terjadi penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan budidaya di pertambakan bandeng, sehingga kesehatan ikan bandeng terancam terserang penyakit. Sehingga perlu dilakukan suatu aktivitas untuk mencegah masuknya patogen ke dalam unit budidaya. Untuk itu perlu dilaksanakan biosecurity pada kegiatan budidaya.
Pembatasan Masalah :
Ruang lingkup penelitian adalah upaya untuk menjaga kesehatan ikan melalui menajemen kesehatan ikan bandeng, dengan menerapkan konsep biosecurity pada manajemen pembenihan ikan bandeng. Upaya menerapkan biosecurity tambak bandeng bertujuan untuk mengurangi penyebaran penyakit dan mencegah masuknya patogen ke unit budidaya.


Perumusan Masalah :
1. Bagaimanakah manajemen kesehatan ikan di hatchery/ pertambakan di Semarang?
2. Bagaimana cara penanggulangan penyebaran parasit pada ikan bandeng di pertambakan Semarang?
3. Apakah konsep biosecurity ideal dapat diterapkan pada hatchery/pertambakan Semarang?

V. PERUMUSAN ANGGAPAN
Proses berfikir manusia, berkaitan dengan konsep pencegahan terhadap infeksi patogen ke tubuh ikan yang dikaitkan dengan manajemen kesehatan ikan, mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini menandakan bahwa manusia yang mempunyai akal, penalaran dan berfikir, untuk selalu mencari kebenaran. (Suriasumantri, 1993). Menurut Nasoetion (1999), naluri manusia yang ingin mengetahui dan yang juga ingin menemukan penjelasan yang tentang hal – hal baru yang diamatinya, akan menemukan kebahagian apabila manusia berhasil menemukan penjelasan yang benar tentang hal yang baru yang diamatinya. Keingintahuan akan penjelasan yang benar inilah agaknya yang akan menjadi cikal bakal sains atau ilmu pengetahuan .
Seorang ilmuwan yang sekaligus manusia juga ingin mencari kebahagian hidupnya melalui penelitian sesuai dengan bidang ilmunya. Dalam rangka menguak lebih jauh salah satu rahasia Allah, maka manusia yang merupakan satu-satunya makluk yang mengembangkan ilmu pengetahuan secara sungguh-sungguh (Suriasumantri, 1993; 1997; Poedjawiyatno, 1998.). Negel (1961) dalam Nasoetion (1999) menjelaskan ada empat macam pola penjelasan metoda ilmiah yaitu model deduksi; penjelasan bercorak peluang; penjelasan fungsional atau teleologik; dan penjelasan Genetik.
Untuk menganalisis “Implementasi Konsep Biosecurity pada Manajemen Pembenihan Ikan Bandeng, ada kecenderungan menggunakan penjelasan ilmiah dengan cara model pendekatan deduksi dan induksi yang silih berganti . Hal ini dilakukan berdasarkan sebagian hasil dari kajian yang telah dilakukan oleh pakar – pakar terdahulu (Anggoro, 1992; Anggoro dan Setiyarto, 1998; Anggoro dan Prayitno, 1999) sebagai acuan dasar untuk melangkah.
Oleh karena itu, metoda ilmiah yang akan digunakan penelitian nanti adalah metoda survey. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei, yang menitikberatkan pada penelitian relasional; yakni mempelajari hubungan antar variabel-variabel, sehingga secara langsung atau tidak langsung hipotesa penelitian senantiasa dipertanyakan.
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu pupulasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1989). Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud eksploratif, deskriptif, explanatory/confirmatory, evaluasi,prediksi,penelitian operasional, dan pengembangan indikator sosial. Dalam penelitian ini, penelitian survei yang dilakukan dengan maksud eksploratif bersifat terbuka, masih mencari-cari. Pengetahuan peneliti tetang masalah yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan studi deskriptif.
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT untuk menentukan strategi yang akan diambil dalam revitalisasi tambak bandeng di Semarang.
.Akan tetapi secara filsafat akan dilakukan kajian secara ontologis, epistemologis dan aksiologis (Suriasumantri, 1993; Nasoetion, 1999).
Untuk Selanjutnya dalam tulisan ini “Implementasi Konsep Biosecurity pada Manajemen Pembenihan Ikan Bandeng”, akan disingkat/ditulis sebagai ”Biosecurity Pertambakan Bandeng Semarang”.

VI. HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan sementara tentang hubungan antara benda-benda. Hubungan hipotesis ini diajukan dalam bentuk dugaan kerja atau teori, yangg merupakan dasar dalam menjelaskan kemungkinan hubungan tersebut. Hipotesis diajukan secara coba-coba (trial-and-error).Hipotesis hanya merupakan dugaan yang beralasan, atau mungkin merupakan perluasan dari hipotesis terdahulu yang telah teruji kebenarannya, yang kemudian diterapkan pada data baru. Alternatif- alternatif dalam hipotesis perlu dilakukan test dan pengujian kebenaran (verifikasi).
Hipotesis yang diajukan dalam rencana penelitan ini adalah :
Ho : Tidak ada pengaruh dari implementasi konsep biosecurity terhadap status kesehatan ikan bandeng.
H1 : Ada pengaruh dari implementasi konsep biosecurity terhadap status kesehatan ikan bandeng.

1. Jika ada program biosecurity di hatchery nener bandeng, maka status kesehatan ikan akan meningkat.
2. Jika ada program biosecurity di hatchery nener bandeng, maka infeksi patogen ke fasilitas budidaya akan berkurang, sehingga status kesehatan ikan bandeng akan meningkat.
3. Diduga bahwa impelementasi konsep biosecurity pada menajemen pembenihan ikan bandeng, akan dapat menjaga dan meningkatkan status kesehatan ikan bandeng.

VII. PEMILIHAN PENDEKATAN
Metode penelitian yang akan digunakan dalam rencana penelitian ini adalah metode survei. Observasi langsung ke lokasi penelitian, dengan insrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, dan wawancara langsung.
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei, yang menitikberatkan pada penelitian relasional; yakni mempelajari hubungan antar variabel-variabel, sehingga secara langsung atau tidak langsung hipotesa penelitian senantiasa dipertanyakan.
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu pupulasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1989). Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud eksploratif, deskriptif, explanatory/confirmatory, evaluasi,prediksi,penelitian operasional, dan pengembangan indikator sosial. Dalam penelitian ini, penelitian survei yang dilakukan dengan maksud eksploratif bersifat terbuka, masih mencari-cari. Pengetahuan peneliti tetang masalah yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan studi deskriptif.
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT untuk menentukan strategi yang akan diambil dalam revitalisasi tambak bandeng di Semarang.

VIII. PENENTUAN VARIABEL
Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Variabel merupakan sesuatu yang mempunyai variasi nilai.
Variabel-variabel yang akan dikaji keeratan hubungan antar variabel, yaitu :
Ø Variabel bebas (indepandent) :
Lingkungan pertambakan/ hatchery bandeng
Data-data primer dan sekunder yang akan dikumpulkan,antara lain:
Data primer :
- jumlah hatchery/tambak bandeng di Semarang
- jumlah hatchery/tambak bandeng di Semarang yang telah menerapkan biosecurity
- jenis budidaya tambak bandeng di Semarang
- teknologi budidaya yang digunakan pada tambak bandeng di Semarang
- letak tambak dengan pemilihan lokasi tambak bandeng
- jumlah tambak ideal (rancang bangun dan konstruksi)di tambak bandeng Semarang
- fasilitas-fasitas yang tersedia di hatchery/tambak bandeng
- tata letak tambak
- kelengkapan peralatan di tambak untuk mendukung pertumbuhan optimal bandeng (aerator, pompa, pepakan)
- pengelolaan mutu air/ kualitas air tambak bandeng


Data sekunder:
- informasi Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) kota/kab Semarang
- informasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kota/kab Semarang
- informasi tentang konsep biosecurity yang ideal (contoh biosecurity di daerah lain)

Ø Variabel tergantung (depandent) :
Infeksi patogen parasit dan manajemen kesehatan ikan bandeng di pertambakan/ hatchery Semarang.
Data-data primer dan sekunder yang akan dikumpulkan :
Data Primer :
- intensitas, prevalensi, dominansi parasit pada ikan bandeng di pertambak Semarang
- jenis parasit, gejala klinis ikan yang terinfeksi parasit, organ terinfeksi parasit
- aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk proteksi dan prevensi pada ikan bandeng di pertambak Semarang
Data sekunder :
- informasi tentang penyakit yang sering atau terakhir menginfeksi ikan bandeng di tiap tambak.
- Upaya pencegahan dan pengobatan yang telah dilakukan
- Upaya mengatasi penyebaran parasit penyakit
- Progam biosecurity yang telah dilakukan

IX. PENENTUAN SUMBER DATA
Data adalah unsur paling penting dalam penelitian. Data adalah segala sesuatu yang sudah dicatat (recorded). Jika data telah diolah dan diinterpretasikan maka data berubah menjadi informasi. Sumber data yang akan diperoleh antara lain : data apa yang dibutuhkan?; darimana sumberdata diperoleh? (orang, tempat, dokumen); bagaimana cara memperoleh data?; alat apa yang digunakan dalam mengumpulkan data?.
Dilihat dari sumbernya, data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari sumbernya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya, dapat berupa dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, koran, majalah).
Data-data primer dan data sekunder yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, antara lain :
Data Primer :
- jumlah hatchery/tambak bandeng di Semarang
- jumlah hatchery/tambak bandeng di Semarang yang telah menerapkan biosecurity
- jenis budidaya tambak bandeng di Semarang
- teknologi budidaya yang digunakan pada tambak bandeng di Semarang
- letak tambak dengan pemilihan lokasi tambak bandeng
- jumlah tambak ideal (rancang bangun dan konstruksi)di tambak bandeng Semarang
- fasilitas-fasitas yang tersedia di hatchery/tambak bandeng
- tata letak tambak
- kelengkapan peralatan di tambak untuk mendukung pertumbuhan optimal bandeng (aerator, pompa, pepakan)
- pengelolaan mutu air/ kualitas air tambak bandeng
- intensitas, prevalensi, dominansi parasit pada ikan bandeng di pertambak Semarang
- jenis parasit, gejala klinis ikan yang terinfeksi parasit, organ terinfeksi parasit
- aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk proteksi dan prevensi pada ikan bandeng di pertambak Semarang

Data sekunder :
- informasi Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) kota/kab Semarang
- informasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kota/kab Semarang
- informasi tentang konsep biosecurity yang ideal (contoh biosecurity di daerah lain)
- informasi tentang penyakit yang sering atau terakhir menginfeksi ikan bandeng di tiap tambak.
- Upaya pencegahan dan pengobatan yang telah dilakukan
- Upaya mengatasi penyebaran parasit penyakit
- Progam biosecurity yang telah dilakukan
Data –data primer diperoleh melalui hasil survei dan observasi langsung di lokasi pertambakan/ hatchery bandeng di Semarang, serta perhitungan jumlah patogen, intensitas, prevalensi, dan dominansi patogen. Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung, diperoleh dari jurnal ilmiah, konsep biosecurity yang telah dilakukan di daerah lain atau konsep biosecurity yang ideal berdasarkan informasi dari tulisan ilmiah.

XI. PENENTUAN DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN
Instrumen merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen bersifat jelas (tangable), valid (absah), dan dapat dipercaya (reliable).Instrumen yang tepat dapat mengukur apa yang harus diukur dalam penelitian.
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah kuisioner , observasi, dan wawancara. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk mengumpukan data dan informasi penelitian, antara lain : mikroskop cahaya, foto mikroskop, camera digital, handycam, alat tulis, komputer, sarana transportasi.



X. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen berupa kuesioner, observasi langsung di lapangan, wawancara.
Kuisioner merupakan alat pengumpulan data dengan mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Respoden dalam penelitian ini adalh petugas pelaksana monitoring kesehatan ikan di hatchery/ tambak.
Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi antara peneliti sebagai pengumpul data dan responden. Wawancara dilakukan pada petugas lapangan yang sudah berpengalaman dalam pemantauan kesehatan ikan dan pelaksanaan program biosecurity.
Observasi atau pengamatan langsung di lapangan yaitu dengan mencatat subyek yang diteliti dan meneliti data dan fakta sesuai dengan kondisi di lokasi penelitian.
Pengumpulan data berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam variaber penelitian dan sesuai dengan tujuan dan sasaran utamanya.

XI. ANALISA DATA
Analisa data yang akan digunakan dalam rencana penelitian ini adalah analisa kuantitatif dan analisis SWOT.
Analisis data
a. Analisis kuantitatif
Merupakan analisis keputusan yang menggunakan angka. Data kuantitatif yang akan dikumpulkan adalah perhitungan jumlah, intensitas, pervalensi, dan dominasi penyakit/ patogen yang ada di hatchery/tambak.
b. Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal dan eksternal, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan (Rangkuti, 1997). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght/ S), dan peluang (opportunities/ O), namun secara bersamaan dapat meminimlkan kelemahan (weakness/W) dan ancaman (threats/ T), dalam hal ini yang berkaitan dengan strategi pengembangan dan implementasi konsep biosecurity pada hatchery/ pertambakan bandeng di Semarang, serta kebijakan yang akan diambil dan dihasilkan upaya biosecurity di tambak bandeng pertambakan Semarang.

XII. PENARIKAN KESIMPULAN
Kesimpulan (conclusion) adalah akhir suatu penelitian. Kesimpulan adalah kebenaran yang disodorkan peneliti kepada orang lain. Kebenaran yang dimaksudkan adalah kebenaran ilmiah yang dapat diuji keabsahannya oleh peneliti lain. Kesimpulan merupakan hasil singkat dari suatu penelitian.
Kesimpulan memiliki fungsi yang sangat penting karena dapat digunakan untuk generalisasi dan jawaban terhadap masalah penelitian, pengukuran tujuan dan hipotesis); jawaban atas tujuan; pembuktian atas pengajuan hipotesis.
Dari penelitian berjudul Implementasi Konsep biosecurity pada manajemen pembenihan bandeng di pertambakan Semarang, kesimpulan yang akan dihasilkan berdasarkan hipotesis bahwa program biosecurity akan dapat mempertahankan status kesehatan ikan bandeng di wadah budidaya.

XIII. PENYUSUNAN HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian berupa pelaporan hasil penelitian yang berbentuk tertulis secar menyeluruh tentang temuan didalam penelitian, yang sesuai dengan judul, mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi, hipotesis, yang dapat dibuktikan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.







DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, T; Ratnawati, E; Yakob. 1998. Budidaya Bandeng Secara Intensif. Penebar Swadaya. 1998.

Handajani, H dan Samsundari. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. UMM Press.

Irawan, P., 2002. Logika dan Prosedur Penelitian. Penerbit STIA-LAN Press.Jakarta.

Kabata, Z., 1985. Parasite and Disease of Fish Cultured in The Tropic.
Taylor and Francis, London Philadelphia.

Kordi; & Gufron. 1994. Budidaya Air Payau. Penerbit Dahara Prize Semarang. 1994.

Murtidjo, B.A. 1988. Tambak Air Payau budidaya udang dan Bandeng. Penerbit Kanisius. 1988.

Moeller, 1989. Budidaya Air, Masalah Penyakit dalam Budidaya Air di Daerah Tropik. Penerbit Yayasan Obor Indonesia. 1989.


Nasution, A.H., 1999. Pengantar ke Filsafat sains. PT. Pustaka Litera AntarNusa, Jakarta

Nasution A.H dan Barizi, 1981. Metoda Statistika. PT. Gramedia. Jakarta.

Poedjawiyatno, I.R., 1998. Tahu dan Pengetahuan. Pengantar Ilmu dan Filsafat. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Prayitno, S. B. 1998. Prinsip-prinsip Diagnosa Penyakit Ikan.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2001


Singarimbun, M, 1991. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Suriasumantri, J.S., 1993. Filsafat Ilmu . Suatu Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Tidak ada komentar: